Hampir Mati di Pantai Sawarna

Yeah! UAS Semester 5 telah berakhir! Alhamdulillah gua bisa mengerjakannya lebih yakin daripada saat UTS. Mungkin ‘kemudahan’ tersebut  akibat dari kebijakan mulia para dosen untuk memudahkan soal-soal UAS. Yap, sebagai pendongkrak nilai UTS kami yang lebih hina dari kata hina.

Tukang Bajigur pun senang :')
“Lupakan UAS!”. Kalimat itu pernah gua lontarkan waktu gua berada di pantai Sawarna, Banten. Mungkin kalimat tersebut sah-sah saja dikatakan oleh seseorang yang sedang liburan. Sayangnya, gua mengucapkan kalimat tersebut saat minggu tenang, tepat satu minggu sebelum UAS. Oh shit, gua salah memahami makna ‘minggu tenang’.

Waktu itu, enam anak TMB ditambah satu anak TIN pergi ke pantai Sawarna guna menenangkan pikiran sebelum menjalani UAS. Kami sangat senang karena satu di antara kami ada yang memiliki mobil, sehingga kami tidak perlu banyak mengeluarkan ongkos. Sialnya, mobil si Daniel ternyata sedang masuk bengkel. Njir, masa mau ke sana naik getek? Oke, kami sewa mobil. Toh si Daniel sama si Gece bisa mobil dengan ‘baik’. Uang dengan warna biru pun harus dikorbankan untuk bayar sewa mobil.

Keesokan harinya, kami mendapat kabar baik sekaligus kabar buruk. Mobilnya Daniel ternyata sudah selesai diperbaiki...

Jiwa Bolang (Bocah Petualang) emang udah melekat pada diri kami. Hmm... Kami nggak tau jalan ke sana. Hanya bermodalkan pengalaman si Oco yang pernah ke sana beberapa tahun yang lalu dan ilham dari Google Maps Akmal. Terima kasih Google, kamu telah membebaskan belenggu kebodohan para Traveler buta arah.

Jalan menuju TKP terbagi menjadi tiga alternatif, yaitu:

1. Jalan Utama lewat Sukabumi
Kelebihan:
  • 75% merupakan jalan protokol
  • 10% kemungkinan tersesat
  • 99% bisa selamat jika diserang monster Kaiju, karena jalannya ramai dan banyak polisi yang siap menyelamatkan kami.

Kekurangan:
  • 100% Jarak tempuh lebih jauh
  • 99% kemungkinan terjebak macet

2. Jalan Alternatif ala GPS Akmal yang sangat Akmal banggakan
Kelebihan:
  • ?% jarak tempuh lebih dekat
  • ?% bebas macet

Kekurangan:
  • 100% dipenuhi tanda tanya (?)
  • ?% kemungkinan untuk tetap hidup


3. Menghanyutkan diri di sungai
Menurut perkuliahan tentang Hidrologi, sungai akan bermuara ke laut. Ada laut, berarti ada pantai.
  • 0,000000....1% kemungkinan untuk tetap hidup

Karena kami nggak mau mengecewakan Akmal yang sudah menghabiskan sebagian kuota internet hape-nya, akhirnya kami memilih jalur penuh misteri ala Akmal.

~The Story Begin...~

Setelah shalat Dzuhur, kami memulai perjalanan ini. Awal perjalanan, kami dihibur dengan pemandangan khas pegunungan yang eksotis. Tetapi semua berubah setelah jalan berbatu nan hancur menyerang, ditambah lagi lintasan super mengerikan yang berkelok, curam, dan kanan-kirinya ada jurang kematian. Oh shit, gua belum kawin nih, sumpah.

Secara teknis, mobil Av*nza yang kami kendarai sudah tidak mampu menghadapi cobaan ini. Roda ban yang sudah botak sudah tidak dapat menghasilkan gaya gesek yang optimal. Torsi yang rendah sudah tidak dapat lagi melewati tanjakan nan curam. Rem yang 25% blong ini juga sudah tidak mampu menahan laju mobil saat turunan maut. Bahkan kami pernah mengalami slip dan hampir MASUK JURANG. Itu terjadi saat lintasan berbelok, turunan, dan berbatu. Untungnya sang driver Daniel mampu mengatasi situasi genting tersebut. Ia juga tak kenal lelah mengarungi jalan kematian ini. Atas kemampuannya yang gila, kami sepakat untuk memberi ia sebuah Title: "Crazy Driver". Satu orang lagi yang berjasa dalam perjalanan ini adalah Hadi. Atas jasanya mengomentari (baca: membacoti) si Daniel saat menyetir, ia juga kami beri Title yang tak kalah bergengsi: "Dewan Penasehat Crazy Driver".

Perjalanan singkat yang dijanjikan Akmal ternyata tidak sesuai kenyataannya. Kami malah mengalami perjalanan spiritual yang sangat panjang, mulai dari jalan menyusuri gunung, lembah, kebuh teh, kebun sawit, sampai ke perkampungan zombie. Beberapa kali kami juga 'dipalak' oleh pungli-pungli bersenjatakan golok. Oh shit, perjalanan apa ini? Haruskah kita melempar Akmal ke jurang? Jangan kawan, lebih baik yang dilempar ke jurang adalah GPS-nya Akmal.

Oke, hari mulai gelap. Pemandangan sunset pantai pun mulai terlihat. Gua pun mulai mabok darat. Untungnya kami sampai di TKP sebelum gua muntah.

Asik! Pantai meeeen! *tiba-tiba tidur karena kecapean*

Beruntung gua bisa tidur nyenyak dan bisa full energy untuk merasakan keberingasan... pantaaaaaaai!

TMB full set: Hadi, Oco, Orang Ganteng, Clinton, Daniel, dan Akmal


Jalan-Jalan Men wanna be!

Dasar Bengak! Sawarna coi, bukan Sarwana! -__-

Karena bosan bermain air di pantai, si Gece kami kubur hidup-hidup. (Njir, itu badan gua udah kayak ikan asin yang udah dijemur tiga dekade -__-)

Tiba juga saatnya untuk pulang. Jalur utama Sukabumi menjadi pilihan kami. Kami nggak akan melewati jalur kematian ala GPS-nya Akmal lagi. Kami masih ingin hidup, kami masih ingin wisuda, kami masih ingin... kawin.

Perjalanan pulang memiliki cerita yang berbeda. Salah satu sebabnya yaitu adanya pergantian driver dan co-driver. Gece sekarang menjadi driver dan Clinton yang menjadi co-driver. Saat perjalanan Bogor-Sawarna, bisa diibaratkan bagaikan balapan mobil off-road, nggak butuh kecepatan, tapi keahlian menaklukan medan. Nah saat perjalanan pulang ini bagaikan balapan mobil F1. Nggak peduli apapun, yang penting adalah kecepatan. Jalanan aspal yang cukup mulus membuat sang driver meninggikan rpm-nya.

Perjalanan pulang ini juga berbuah kejadian ekstrim. Lagi-lagi nyawa-nyawa orang tak berdosa hampir melayang. Kali ini bukan nyawa kami yang hampir terenggut, tetapi seorang pengendara motor Thunder. Yap, dengan kecepatan super, si Gece nekat menyalip tiga atau empat mobil di depannya. Tak disangka, ada motor Thunder melaju cukup kencang dari arah berlawanan. Oh shit, mengapa ini terjadi lagi? MENGAPA? Untungnya mobil yang kami salip ada yang mengalah dan memberikan jalan kepada kami. Selamatlah sang pengendara motor malang itu. Jadi, tema dari perjalanan pulang ini adalah 'we don't wanna die, but we wanna kill someone'. Atas keberingasan sang driver Gece, ia kami beri Title yang sudah melampaui Title milik Daniel. Berbanggalah Gece karena kau kami beri Title: 'Psycho Driver'. Selamat!


~Happy Ending~

Komentar

  1. Terima Kasih atas Kunjungannya ke Pantai Sawarna! www.wisatasawarna.com

    Kami sangat berterima kasih atas kunjungan Anda ke Pantai Sawarna. Semoga Anda menikmati keindahan alam, kebersihan pantai, dan keramahan masyarakat sekitar. Kunjungan Anda adalah kebanggaan bagi kami, dan kami berharap Anda akan kembali lagi di masa mendatang.

    Jika Anda memiliki saran atau masukan untuk meningkatkan pengalaman di Pantai Sawarna, jangan ragu untuk memberitahu kami. Terima kasih telah memilih Pantai Sawarna sebagai destinasi liburan Anda!

    Salam hangat,
    Pengelola Wisata Pantai Sawarna
    BUM Desa Warna Jaya Sawarna

    Pantai Tanjung Layar
    Pantai Pasir Putih
    Pantai Legon Pari
    Pantai Karang Taraje
    Goa Lalay
    Pantai Goa Langir

    BalasHapus

Posting Komentar

Cieee udah selesai ya baca postingannya. Gimana? Ada yang mau disampein nggak? Tunggu apa lagi! Segera komen! :D

Postingan populer dari blog ini

Asal mula nama Holister

7 Hal Memuakkan Tentang Angkot

Ayo Rekaman di Kamarmu dan Jadilah Artis Soundcloud!