Subangers Go To Ciwidey

Praktik Lapang belum lengkap rasanya kalo belum bertamasya. Ibarat jamban tanpa air, susah nyiramnya, kurang greget. Ngiri juga sih sama temen-temen PL yang lain, udah pada upload foto-foto di Pantai Babah Dua, Kawah Putih, Taman Lawang, Gang Dolly 2.0, dll. Sedangkan kami? Paling jauh juga ke RM Mang Yeye. Kami nggak boleh diem aja, kami nggak boleh gini terus, bangkitkan rezim Soeharto!

How to Get The Vehicle
Atas dasar kehausan akan tempat liburan, kami memutuskan untuk main ke Ciwidey Sabtu ini. Horaaaaaay! Kami berencana pergi Sabtu siang. Tapi masalahnya, mau naik apa woooooy?! Motor cuma ada 2, orangnya ada 7. Butuh 2 motor lagi berarti nih. Oke, pinjem deh:
  • Pinjem Pak Amin ===> Failed
  • Pinjem Bu Hadi ===> Motornya dipake
  • Pinjem Sinder ===> Takut nggak kuat dibawa ke Bandung
  • Nyewa motor ===> Nggak ada tempat penyewaannya
  • Beli motor ===> Nggak punya duit, sayang kalo gadein ginjal
  • Nyuri motor ===> Nggak berani, kami bukan Mad Dog, takut dipenjara dunia akhirat
  • Pinjem motor Terung ===> B*tch please, kami ANTI TERUNG!
  • (Anjeeeer! Balik aja lo ke Bogor!)

Sabtu itu, hari sudah menjelang sore, muka memelas dari para subangers sudah tak terhindarkan lagi. Di tengah keputusasaan kami, ternyata masih ada satu jalan keluar, yaitu nyewa mobil. Bermodal link dari Pak Amin, akhirnya kami nyewa mobil. Katanya sih mobilnya dateng malem-malem. Kami sudah menunggunya sejak Maghrib. Tak terasa mata ini udah beler aja, tak kuasa menahan kantuk. Ternyata tuh mobil kaga dateng-dateng ampe kami pada molor semua. "Semvak dajal! nggak jadi liburan deh gue, mending tidur aje dah!", rintihan gue dalam hati.

Sekitar pukul 00.00, tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu dengan beringasnya. Gue sebenernya denger, tapi males bangun jadinya gue pura-pura tidur. "Ini mahasiswa bukan?", tanyanya. Kemudian Reno menyambut seseorang tersebut dengan wajah masih beler, "Iya coeg". Ternyata itu orang dari tempat penyewaan mobil dan katanya mobilnya baru bisa dateng pagi nanti. Yeah! Bodo amatlah mau berangkat kapan, yang penting kami liburan! HAHAHA! HAHAHA!

FD Story
Pagi telah tiba. Semua tampak semangat menyambut liburan ke Ciwidey. Dengan riangnya gue meng-copy semua lagu Vierratale ke dalam FD, berharap bisa dicolok di mobil nanti dan menikmatinya sambil nyanyi-nyanyi dengan suara ala vokalis kangen ben.

Sekitar pukul 9.00, mobil pun tiba. Gue pun berlari dengan semangatnya menghampiri mobil tersebut. Hal yang pertama gue cek bukanlah keadaan mesinnya, ataupun kemulusan body-nya, melainkan music player-nya. "Sikat megar! nggak ada colokan USB-nya!". Gue cuma ngeliat seonggok cassete player yang tampak jompo dan rentaGue pun menangis karena kecewa untuk beberapa saat.

Oke nggak apa-apa gue nggak bisa nyetel lagu Vierratale, gue masih bisa ngedengerin lagu-lagunya sepulang dari Ciwidey nanti.

On The Way
Diperjalanan, kami diperdendangkan lagu-lagu Ebiet G. Ade, Pop Jawa, dan Koplo. Cuma kaset itu aja yang tersedia di sana. Tadinya gue pengen mampir ke toko kaset buat beli album Vierratale, tapi nggak jadi, takut kemaleman juga.

Memasuki kawasan Ciater, kami melihat sebuah papan bertuliskan 'Air Ajaib 1 km lagi'. Gue, Oco, Iman, Daniar, dan Asrol langsung merengek ingin mampir ke sana. Kami berharap akan memiliki 'Kekuatan Ajaib' setelah mandi dengan Air Ajaib. Reno The Driver dan Nechan The Co-Driver hanya bisa memasang wajah Yaoming melihat kelakuan teman-temannya. Reno dan Nechan pun mengabaikan keinginan kami untuk mengunjungi Air Ajaib. Padahal, Oco ingin sekali mempunyai kekuatan ajaib, ia ingin sekali punya kekuatan untuk menahan tawa dengan ekspresi datar saat menerima lelucon sehebat apapun (KEKUATAN AJAIB MACAM APA ITU?!).

Karena kami (lebih tepatnya anak-anak TIN) ingin bertemu dengan anak-anak TIN lainnya (Vika dkk.), kami sempat mampir ke toko pinggir jalan untuk membeli oleh-oleh. Dua bongkah nanas madu dan kerupuk melarat jadi pilihan kami. Ini sebagai ucapan terima kasih dari kami (anak-anak TMB), karena waktu mereka berkunjung ke tempat kami, mereka memberi kami cappucino cingcau yang segernya bukan main. Terima kasih anak-anak TIN yang cantik-cantik :')

FYI: Kami nggak jadi ketemu anak-anak TIN (Vika dkk.) karena kemaleman, alhasil bongkahan nanas yang kami beli akhirnya dibawa pulang kembali. Kawanan TMB pun berharap agar nanas tersebut bertransformasi menjadi rujak yang segar dan menggairahkan. Kenyataannya, nanas tersebut tetap diantar ke kawanan TIN oleh Reno dan Asrol keesokan harinya *tear*.

Ciwidey, will we get there?
Perjalanan dari Subang ke Bandung Kota bisa dibilang cukup lancar. Namun perjalanan dari Bandung Kota ke Ciwidey-lah yang penuh perjuangan  dan air mata. Vika dkk. bahkan sudah menganjurkan untuk tidak kesana, karena macetnya bukan main. Aplikasi Waze-nya Nechan juga menunjukkan tanda-tanda kemacetan hebat. Google Maps-nya Oco pun tidak menunjukkan tanda apa-apa, hmm karena memang Google Maps belum punya kemampuan mendeteksi traffic/kemacetan. Daniar pun berkata bahwa Kawah Putih bukanya sampe jam 5 sore aja, sedangkan waktu itu hari sudah siang.

Saktinya, semua sugesti tersebut kami acuhkan begitu saja. Kami tidak patah semangat. Kami nekat terus melaju ke Ciwidey. Karena keyakinan yang begitu kuat, akhirnya kami... tetap terjebak macet. Huft, seandainya tadi kami mandi dulu di Air Ajaib, pasti situasi akan berbeda. (Iya emang akan berbeda, kalian akan kemaleman dan kawah putihnya udah tutup COEG!).

Sepanjang perjalanan, Oco yang sudah tampak kelaparan hebat terus menunjuk tempat makan yang kami lewati, "Ih mie ayam tuh, ih pecel lele tuh, ih gue laper WOY, LAPER!". Padahal ia baru saja melahap beberapa bongkah tahu susu. Tak lama kemudian, Oco pun menggerogoti tangannya sendiri. Kami semua juga lapar, namun kami harus bertahan guna menghemat waktu.

Conquering Ciwidey
Sesampainya di Ciwidey, kami menyempatkan diri mengunjungi Masjid untuk shalat Dzuhur. Medan di Ciwidey jauh berbeda dengan di Bandung Kota. Jalannya sempit, menanjak, dan berkelok. Kiri kanan udah nggak ada lagi cewek-cewek Bandung berkeliaran, yang ada cuma tulisan 'Stroberi, petik sendiri'. Yaelah males banget petik sendiri, petikin dong, sekalian bayarin kek.

Kami mulai ragu dengan kemampuan mobil sewaan ini. Keadaan jalan yang nanjak dan macet membuat sering terciumnya bau kopling. Suara mobilnya juga udah mirip suara angkot-angkot racing di Cibinong. Jarum indikator bensin pun tampak menunjuk ke huruf E. Bensin E, sinyal E, untung nilai nggak E. Ditambah lagi, mobil BMW di depan kami sempat berhenti dan muter balik. Yap, ia tampak menyerah. Mobil-mobil juga mulai terlihat ada yang mogok. Suasana gelap dan hujan semakin membuat kami ingin teriak, "Mamaaaaa!". Haruskah kami menyerah? Haruskah kami berwisata petik stroberi aja? Haruskah?!

Atas pertolongan dari Tuhan, kami pun tiba di gerbang kawah putih. Yeaaaaah! Genjeeeeh! Waktu itu jam menunjukkan pukul 16.30. Oh shit, kami cuma bisa menikmati kawah putih selama setengah jam. Tidaaaaak!

Kami berencana parkir dan melanjutkan perjalanan ke kawah dengan menggunakan mobil umum. Bensin udah sekarat gini soalnya. Sialnya kami... salah masuk gerbang, dan harus KE KAWAH DENGAN MOBIL PRIBADI, udah gitu kena biaya parkir/jasa lingkungan sebesar 150.000 RUPIAH + biaya perorang 17.000 rupiah. Kata mbak-mbaknya, "Oh ada 7 orang ya, saya itung 5 orang aja ya". Anjeeer! Tetep aje mahal mbaaaaak cantiiik! Fix, gue langsug miskin

Perjalanan hidup dan mati pun dimulai~ Yap, kalo bensin mati ditengah jalan (read: hutan), game over sudaaaaaaaah! Si Oco dengan paniknya membuka Google Maps dan tiba-tiba mngeluarkan kalimat bijak yang sangat memotivasi kami, "Aduh.. aduh masih jauh nih.. aduh.. aduh.. liat deh masih jauh nih aduh.. aduh..". Yap, sangat 'memotivasi'

Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-senang Kemudian
Pepatah tersebut benar-benar terjadi pada kami. Kami tiba di lokasi dengan keadaan bernyawa, anggota tubuh lengkap, dan mobil yang masih berbensin. Baru diketahui juga, ternyata maksud dari 'tutup jam 5' ternyata tutup gerbang masuknya aja, kalo pulangnya mah... terseraaaaaah! Yuhuuuuuuu! Alhamdulillah, God bless us!

What the hell are you waiting for? Let's enjoy it coeg!


Kelakuan anak TMB
Feel like One Direction
OneD? TERUNG-TERUNGAN INI MAH!

WTF!

POSE MACAM APA INI?!

GO AWAY TERUNG!

"Anak TIN nggak mau kalah nih, potoin kita dong"
Jaga pendengaran, perkataan, dan penglihatan
I believe i can fly...
TIN JAYA!


"Gimana ya supaya kita bisa foto full team?"
Selfie? FAILED! WE NEED A TONGSIS!
Ini dia caranya...
CHALLENGE ACCEPTED!
Other way...
CHALLENGE ACCEPTED!

"Let's make signature!"
Not bad
AWESOME! but... SIAPA TUH YANG PAKE SENDAL JEPIT WOY?!

Keadaan sekitar
Udah jauh-jauh nyampe Kawah Putih harus dimanfaatkan dengan hal-hal berguna seperti... NGELEMPAR BATU KE KAWAH!
Hari pun sudah senja, semua rasa lelah, panik, takut, lapar, kebelet boker, kebelet nikah semua terbayar oleh pengalaman dan pemandangan fantastis ala Kawah Putih. Semuanya menjadi begitu spesial bersama Subangers. Tetapi, ada satu hal yang terlewatkan. Ternyata... kami belum shalat Ashar! Astagfirullah! Kami menyegerakan shalat di tepi kawah. Nggak apa-apa deh walau celana gue jadi basah kena air belerang.

Kabut semakin menebal, udara semakin dingin, suasananya pun hampir menyerupai film Evil Dead. Kami pun segera bergegas ke mobil, takut aja hantu di Evil Dead tiba-tiba muncul.

Terrible Journey Has Begun
Sebelum pulang, kami sempat bertemu sekelompok pemuda. Mereka meminta tolong agar kami memanggil mobil umum untuk menjemput mereka. Serem juga udah maghrib gini terjebak di atas. Ada hikmahnya juga kami parkir di atas. Subhanallah.

Puncak kengerian baru saja dimulai. Bukan karena hantu Evil Dead yang menjegat mobil kami, tetapi karena... JALANNYA GELAP, NGGAK ADA LAMPU, BERKABUT, terus... KALO BENSIN ABIS GIMANA NIH?! Dengan ekstra hati-hati, si Reno perlahan menjalankan mobil. Gue yang biasanya cengengesan cuma bisa diem dan berdoa. Soalnya keadaannya diantara hidup dan mati banget!!! Sungguh pengalaman yang beda.

Alhamdulillah, kami sampai gerbang dengan selamat, dengan jumlah anggota Subangers yang masih lengkap. Oke jadi ini alasan mengapa pihak Kawah Putih menutup gerbang masuk jam 5 sore. Gue ngerti sekarang.

Kami sempat berhenti untuk nyari bensin eceran dan nyuruh mobil umum buat jemput pemuda yang terjebak tadi. Dan ternyata... Bensin eceran udah pada tutup semua. TIDAAAAAAAK! Mau nggak mau kami terus nerobos arah jalan pulang, dan berharap bensinnya cukup sampe pom bensin terdekat.

Hmm... lagi-lagi atas pertolongan Allah SWT, kami berhasil sampai di pom bensin dengan keadaan masih berbusana.

Exploring Paris Van Java
Setelah bensin terisi, gue pun bisa kembali cengengesan. Tapi tidak berlaku untuk yang lain, mereka tampak kelaparan, wajah pusat pasi, dan hidung berair. Oh iye, ternyata kami emang belom makan siang, sedangkan hari sudah malam. Pencarian tempat makan pun dimulai, bahkan si Daniar sampai googling. Awalnya pengen makan di Dago, tapi sepertinya kantong nggak sanggup. Destinasi pun berakhir di... Paris Van Java mall (kampret! lebih hedon lagi itu coeg!).

Di perjalanan, Bunda Nechan tampak merasa pusing. Ia tiba-tiba ngidam pengen ke Alf*mart. Dengan heroiknya, Reno langsung menghentikan mobilnya, dan menyuruh Asrol untuk mengantarkan Nechan ke Alf*mart *heroikbanget*. Setelah membeli benda sebangsa coklat, Nechan pun kembali sehat, bugar, dan Ceria. Ia seperti lahir kembali. Yaampun, laper atau pusing tuh mbaaaaaak?!

Dengan perjalanan yang lancar jaya, akhirnya kami tiba di PVJ. Gue pun baru teringat, kami para cowok kan pake sendal jepit semua. Terlebih gue, Oco, dan Iman, pakenya... SKY W*Y DAN SW*LLOW!!!. Anjeeeeer! Tengsin banget nih! Mana pakaian udah banyak bercak belerang lagi, muka udah nggak rapi, aduh aduh.

Ah persetan dengan gengsi. Kami pun langsung masuk PVJ dengan wajah agak tertunduk. Gue pun berusaha memperbaiki suasana:

Gue: "Tuh yang lain juga ada yang pake sendal jepit kok, malah pake celana pendek"
Oco: "WTF! Dia sendalnya merknya bagus, lah gue? SW*LLOW!!!!"
Gue: "Iya juga sih...."

Anjir failed banget gue hahaha.

Ngeliat tempat-tempat makan yang tampak mahal, akhirnya kami ujung-ujungnya makan di KEEFSI

BODO AMAT! YANG PENTING MAKAN! DAN GUE KEBAGIAN 'DADA YANG GEDE' HAHAHAHA!

Saking hedonnya ini tempat, kamar mandinya aja ada kolam ikan koi-nya, terus ada tamannya juga. Anjeeer biasa maen ke Bara gue nih!

Hari udah kelewat malam. Satu per satu toko dalam PVJ mulai tutup. Tiba-tiba suatu kejadian aneh terjadi, ternyata... titel 'Hazardous Girl' milik Nechan mulai aktif. Ia jadi berani melakukan hal-hal Hazardous. Ia tiba-tiba berkeinginan mengeksplorasi semacam garden di lantai 2 PVJ. Padahal tempatnya sudah tutup, dan banyak satpam berkeliaran. Di sana, kami melihat makhluk-makhluk Hazardous seperti burung hantu, keong, dll (keong?). Nechan pun tampak senang. Kami malah panik takut ditangkep satpam. Di atas juga kami bisa melihat pemandangan kota Bandung di malam hari. Awesome banget! Kami pun segera kembali ke mobil, berusaha buang muka dari para satpam.

Feeling Cold
Puas nge-gaje di PVJ, kami beralih ke destinasi berikutnya, yaitu pondok pinggir jalan Ciater. Destinasi ini sudah kami rencanakan saat berangkat. Enak aja keliatannya nongkrong di bale-bale daerah dataran tinggi. Adem banget kayaknya.

Sebenernya, bisa aja sih kami langsung pulang, tapi kami nggak pengen buru-buru nyampe rumah. Sesampainya di bale, tanpa ragu dan berpikir panjang, gue langsung pesen makanan paling bergizi di abad ini, MIE INSTAN. Semoga tubuh gue masih kuat menerima gempuran berturut-turut dari mie instan. Temen-temen yang lain berhasil kehasut dan ikut pesen juga.

Diluar dugaan, gue kira nongkrong di bale deket kebon teh gini bakalan adem dan sejuk, eh ternyata... DINGIN EPIC PARAH! (YAIYALAH, JAM 1 PAGI LU NGAPAIN NONGKRONG DI SANA?!) Kami pun nggak terlalu di sana, takut masuk koran gara-gara mati hipotermia.

Para Subangers tampak udah pada teler semua, kecuali Reno (yaiyalah). Nechan pun sebagai co-driver malah tidur juga. Anjeeer kalo si Reno juga tidur gimana nih?

Ditilang Polisi?!
Belum lama diperjalanan, tiba-tiba mobil kami disuruh menepi oleh seorang petugas. WANJEEEEEER! SI RENO NGGAK BAWA SIM LAGI! FAAAAAAAK! Si Reno segera keluar dari mobil dan menghampiri petugas tersebut.

Gue masih nggak percaya, atas semua keceriaan yang udah terlewati hari ini, mengapa harus berakhir seperti ini~ MENGAPA~

Si Reno pun bertanya kepada sang petugas:

Reno: "Pak, ini lagi ada pemeriksaan ya?"
Petugas: "Hah? Nggak kok. Ini lho, ada pesawat mau lewat."
Reno: "Oh.. *YEAAAAAAH!*"

Anjeeeeer nge-troll banget nih petugas. But wait... ada pesawat? Pikiran gue udah macem-macem. Ini mau ada pesawat mendarat darurat atau bagaimana?! Hmmm.. Ternyata cuma ada kontainer super gede mau lewat, katanya isinya ada pesawatnya. Saking gedenya sampe makan dua jalur. Pantes aja nih pesawat lewatnya  pagi buta gini.

Huft, ternyata nggak jadi sad ending, emang banyak kejutan di perjalanan kali ini. Yeaaaaay!

NEED A REST!
Yeah! Udah sampe Kalijati nih, dan tampaknya Reno sudah mulai mengantuk. Hinanya lagi, awaknya udah pada tidur semua. Si Reno dengan nekatnya terus menerobos jalan. Jalan yang hancur membuat guncangan pada mobil kami, sehingga bikin si Reno nggak terlalu ngantuk.

Dan akhirnya... KAMI TIBA DI KOSAN PAK AMIN. YEAAAAAAH! THAT'S FVCKIN' AWESOME JOURNEY! THANKS FOR READING! GOOD BYE!

*tidur*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal mula nama Holister

7 Hal Memuakkan Tentang Angkot

Ayo Rekaman di Kamarmu dan Jadilah Artis Soundcloud!