Saya Cinta Pertanian Indonesia



Assalamualaikum Wr. Wb *tumben salam*

Bagaimana kabar kalian sahabat beta? Semoga dalam keadaan sehat dan cukup gizi. Amin.
Kali ini, gue akan serius sedikit, ya SEDIKIT. Gue mau membahas tentang pertanian Indonesia (mentang-mentang MaBa IPB ni ye). Gue bukannya mau sok-sok-an dihadapan kalian karena baru jadi mahasiswa IPB, gue juga bukan mau traktir kalian nasi padang di warung sebelah,  gue cuma pengen berbagi info aja seputar pertanian yang udah gue dapet waktu MPKMB kemaren. Okeh, posisikan duduk anda senyaman mungkin, kencangkan sabuk pengaman anda dan mari saksikan!

Apa yang pertama kalian pikirkan jika mendengar kata pertanian?
Mungkin yang kalian pikirkan pertama adalah sawah, padi, cangkul, petani, dsb. Jika iya, berarti kalian masih sama kayak gue waktu sebelum MPKMB. Kalian masih BERPIKIR SEMPIT tentang pertanian * ngajak ribut*. Padahal, arti luas dari pertanian adalah segala bentuk pemanfaatan sumber daya alam (SDA) untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku, energi, dll. *anjrit, sok tau banget gue*. So, pertanian bukan cuma menanam padi dan berkotor-kotor ria di sawah, tapi banyak aspek yang cukup rumit di dalamnya. Peternakan dan pertanian juga termasuk bagian dari pertanian.

Kenapa pertanian begitu penting?
Pertanian menjadi sektor paling penting. Mengapa? Yaiyalah, faktanya semua manusia butuh makan. Sampe berabad-abad kedepan juga manusia pasti butuh makan. Bahkan sampe gedung DPR jadi kayak hotel berbintang 5 pun, kalian masih tetep butuh makan. Kekurangan pangan juga berakibat fatal yang mengakibatkan kalian gak bisa nonton Harry Potter bareng temen-temen kalian. So, pertanian gak akan ada matinya selama kalian masih butuh makan. Selama outlet-outlet steak masih berdiri, peternakan akan tetap berjaya. Selama orang Jepang masih doyan ngunyah Sushi, perikanan akan selalu eksis. Dan yang berperan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat adalah sektor pertanian. So, seharusnya kalian lebih bangga masuk sekolah pertanian daripada masuk sekolah kedokteran. Liat aja dari prospeknya, orang yang sakit sama orang yang butuh makan banyakan mana hayo?
Pertanian juga berperan sebagai penyedia bahan baku obat-obatan. Tanpa majunya pertanian, industri obat-obatan pasti bakalan mandek. Urgensi pertanian lainnya adalah sebagai penyedia bahan industri, penyedia energi alternatif, dan sebagai agrowisata. Ya, penyedia energi alternatif. Wah ini topik yang lagi hangat-hangatnya diperbincangan dunia nih. Secara energi yang kita pakai selama ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil. Sedangkan bahan bakar fosil gak bisa diperbaharui dan pasti akan habis dikemudian hari.  Yah, trus gimana dong? Jalan keluarnya adalah menemukan energi alternatif yang bisa diperbaharui. Dan yang paling berpotensi adalah biofuel dan biogas. Trus sektor apakah yang paling berperan dalam pengembangannya? Udah pasti sektor pertanian. Haha, lagi-lagi pertanian. Jadi, kalian seharusnya lebih bangga jadi mahasiswa pertanian dibandingkan mahasisiwa pertambangan/perminyakan. Minyak bumi udah sekarat woy, sedangkan kelapa sawit masih berlimpah dan bisa diperbaharui. Huahahahaha…. (Padahal gue juga dulu pengen masuk pertambangan, tapi di tolak, haha)
Sektor pertanian Indonesia menjadi semakin menjanjikan karena alam Indonesia yang begitu subur dan kaya akan SDA. Bahkan ada yang mengatakan tongkat ditancap pun akan jadi tanaman karena saking suburnya tanah Indonesia. Berbagai macam vegetasi bisa tumbuh di tanah Indonesia. Iklim Indonesia juga sangat mendukung bagi pertumbuhan vegetasi pertanian. Coba kalo di negara-negara Eropa yang ada musim dinginnya, tanaman tropis mana bisa tumbuh?! Belum lagi potensi lautnya, 2/3 wilayah Indonesia adalah perairan. Sudah pasti potensi sumber daya laut Indonesia sangat luar biasa. Tuh kan, mana ada negara lain yang semantep Indonesia?! Oh iya, waktu dunia sedang dilanda krisis global kemaren-kemaren, sektor pertanian cenderung stabil loh. Pertanian tidak mengalami gejolak yang berarti. Wah, makin menjanjikan aja sektor pertanian.

Trus kenapa petani Indonesia miskin-miskin, padahal potensi pertanian Indonesia luar biasa menjanjikan?
Jawabannya adalah karena mereka jadi petani karena terpaksa. Mereka rata-rata gak punya visi buat mengembangkan dan memajukan pertanian. Mereka jadi petani cuma demi memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri. Trus kenapa mereka gak punya visi buat memajukan pertanian Indonesia? Yaiyalah, wong mereka rata-rata cuma lulusan SD, bahkan banyak yang gak tamat SD, gimana mau punya visi yang mantep? Mereka juga gak bisa mengembangkan agro-industri dikarenakan seretnya modal. Padahal, produk-produk agro-industri memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan berpotensi menjadi komoditi ekspor. *ngomong apa gue barusan?*
Trus kenapa si Indonesia masih impor segala macem bahan pangan dan pertanian Indonesia masih mandek-mandek aja tuh?
Yap, ternyata fakta tidak seindah dengan potensinya. Kenyataannya Indonesia masih impor segala macem barang, rakyatnya masih kelaparan, dan petaninya masih miskin. Kenapa Indonesia masih impor bahan pangan? Jawabannya adalah karena jumlah penduduk Indonesia terlalu banyak. Sebenernya produksi pertanian Indonesia udah lumayan, tapi gara-gara penduduk Indonesia kebanyakan jadinya hasil pertanian Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan mereka (makanya punya anak cukup dua aja lah).  Maka dari itulah kita impor. Penyebab lain seretnya pertanian Indonesia adalah organisasi pertanian kurang berfungsi, infrastruktur kurang berfungsi, kurangnya pengetahuan akan teknologi, investasi rendah, akses pasar lemah, dan akses lembaga keuangan lemah.

Trus gimana cara memajukan pertanian Indonesia?
Nah, inilah tantangan bagi para mahasiswa pertanian. Waktu gue ikut MPKMB, gue dapet banyak pencerahan gimana caranya memajukan pertanian Indonesia. Dan berikut adalah sedikit dari uraiannya:
1. Membuat benih unggul. Dengan dibuatnya benih unggul, kita bisa bikin padi yang bijinya gede, tahan hama, dan cepat panen. Kita juga bisa bikin sapi yang gede-gede dan berdaging banyak. Dengan unggulnya produk-produk tersebut, tentu akan menambah nilai jual dan pendapatan pun meningkat. Dan pada akhirnya, produk-produk dalam negeri pun akan menjadi primadona di negaranya sendiri dan di kancah internasional.

2. Mengembangkan agro-industri. Produk-produk olahan tentu saja bernilai jual tinggi. Dan ironisnya selama ini kita kebanyakan ekspor bahan-bahan mentah, makanya pendapatan dari ekspor kita belum maksimal. Contohnya aja coklat. Kita tuh salah satu eksportir kakao terbesar di dunia loh. Tapi yang kita ekspor masih dalam bentuk buah. Kakao-kakao tersebut lalu diolah di negara lain dan jadilah coklat kemasan yang sering kita kasih ke pacar kita. Wah sungguh sebuah ironi. Padahal kalo agro-industri kita maju, kita bisa aja mengolah kakao tersebut menjadi bahan jadi kayak mereka. Bahkan mungkin kita bisa lebih maju, karena kita gak perlu impor kakao kayak mereka. Wong, produksi kakao dalam negerinya melimpah.

3. Cintai produk-produk Indonesia. Yap, konsumsilah produk-produk buatan Indonesia supaya para pelaku industri dalam negerilah yang diuntungkan. Jangan merasa keren deh pake barang-barang impor, walaupun kenyataannya kebanyakan produk impor lebih unggul dari produk domestik. Tapi kalo kalian ngaku cinta mati sama Indonesia, setidaknya pakailah produk-produk hasil karya anak bangsa. Kalo aja poin pada butir 1 dan 2 dapat terlaksana. Mungkin kita gak akan ragu lagi untuk menggunakan produk-produk asli Indonesia.

4. Menerapkan teknologi pada pertanian. Kebanyakan petani Indonesia masih gaptek. Padahal sudah banyak teknologi-teknologi yang bisa menunjang produktivitas mereka. Apalagi yang ditemuin sama mahasiswa IPB *narsis*, udah bejibun deh. Cuma ya itu, belum ada tindak lanjutnya dan kurangnya dukungan dari pemerintah.

5. Mengembangkan lembaga-lembaga permodalan. Kalo aja tiap desa ada lembaga peminjaman modal bagi petani dengan akses cepat dan mudah, mungkin produktivitas petani kita akan meningkat. Kebanyakan para petani kita meminjam modal kepada para reintenir. Walaupun mereka sadar bahwa reintenir adalah penjilat, tapi gak ada pilihan lain. Daripada mereka kekurangan modal dan berhenti bertani?! Tapi, dengan diadakannya lembaga-lembaga permodalan, mereka gak perlu minjem duit lagi ke reintenir. Lembaga-lembaga tersebut juga menjadi wadah investasi bagi para penanam modal untuk sektor pertanian.
Oh iya, pasti kalian sering denger kalo lulusan IPB banyak yang kerja di bank? Pasti kalian berpikir: “Masa kuliah pertanian ujung-ujungnya gawe di bank, gak nyambung ah!”. Haha, lulusan sekolah pertanian gak harus kerja di sawah kali (on farm). Tapi banyak juga lapangan pekerjaan lainnya yang secara tidak langsung berhubungan dengan pertanian (off farm). Ya contohnya kerja di bank tadi. Dengan kerja di bank, kita bisa saja membuat program peminjaman modal bagi petani-petani kecil dan menengah di daerah-daerah. Ada hubungannya juga kan sama pertanian?! Trus mahasiswa pertanian juga bisa aja jadi pejabat di DPR/MPR. Dengan adanya mahasiswa pertanian yang jadi pejabat negara, tentu saja hal tersebut menyediakan ruang untuk membuat kebijakan yang pro terhadap pertanian Indonesia. So, dimana gak nyambungnya sih?

6. Cinta dan bangga terhadap pertanian Indonesia. Sebenernya ini tambahan aja sih. Tapi menurut gue ini hal yang penting. Banyak orang yang meremehkan pertanian/petani. Bahkan IPB pun jadi kebawa-bawa diremehkan cuma karena bawa-bawa nama pertanian. Bahkan kalo anak-anak sekolahan ditanya, “Siapa yang bercita-cita jadi petani?”, pasti gak ada yang ngacung. Ironis bukan? Seandainya seluruh masyarakat Indonesia sangat mencintai pertanian, tentu dalam diri kita akan muncul spirit dan keinginan yang luar biasa untuk memajukan pertanian Indonesia.

Okelah, demikianlah uraian singkat saya dalam menjelaskan pertanian Indonesia. Gue tau masih banyak kekurangan di dalamnya. Maapin gue yah kalo gue udah sok tahu kaya gini. Berbicara memang gampang, tapi melaksanakannya sulit, ya SANGAT SULIT. Untuk itulah mari kita bersama memajukan pertanian Indonesia. Kalo bisa sih upayakan keenam poin di atas. Lakukan aja dari hal yang terkecil. Mulailah dari lingkungan di sekitar kalian. Gue tau kita pasti bisa. Ya, KITA PASTI BISA!
Sekian dari saya,
Wassalamualaikum Wr. Wb. *Jawab dong salamnya! Gak jawab salam dosa loh! Hehe ^^*

Komentar

Posting Komentar

Cieee udah selesai ya baca postingannya. Gimana? Ada yang mau disampein nggak? Tunggu apa lagi! Segera komen! :D

Postingan populer dari blog ini

Asal mula nama Holister

7 Hal Memuakkan Tentang Angkot

Ayo Rekaman di Kamarmu dan Jadilah Artis Soundcloud!