Kisah Iteh dan Calon CPU Barunya

Kisah ini berawal ketika Iteh, teman kosan gue yang ingin sekali membeli sebuah PC. Tuntutan tugas kuliah dan kesenangan menonton video 3gp membuat Iteh bersemangat untuk memiliki PC. Ia pun numpang browsing di laptop gue guna mencari PC yang murah di T*kobagus.com. Sulit dipercaya ternyata hari gini PC Pentium 4 harganya udah 500ribu-an, seharga dengan hape cina dual sim + tv. Setelah berjam-berjam si Iteh browsing (sampai download-an gue nggak kelar-kelar), ia pun menemukan PC yang sempurna, harganya murah + spec menjanjikan. Harganya 450ribu saja kawan (bahkan setelah si Iteh nego, harganya menjadi 350ribu)


Nista bukan? Tetapi, karena keasyikan browsing, ia pun bimbang. Terlalu banyak pilihan PC dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ia pun mengalami kelaparan hebat karenanya. Oh shit, ternyata dia belum makan siang, sedangkan hari sudah sore.

Gue, Iteh, dan Pilus (temen kosan gue yang satunya lagi) pergi ke Bara untuk membeli sebongkah makanan. Hujan gerimis menyertai langkah kami. Ternyata, kami salah memutuskan makan di Bara. Kita tahu bahwa Bara merupakan pusat ekonomi warga sekitar IPB, dan di sana terdapat cukup banyak outlet-outlet komputer. Kami lupa bahwa si Iteh lagi demam PC (PC Fever). Setiap ada outlet yang menarik, si Iteh pun merengek, meminta kami untuk mampir ke sana. Hingga di suatu outlet, si Iteh menemukan outlet yang (katanya) menjual CPU dengan harga... 1.5. Bukan 1.5 juta, tetapi 150 RIBU!!! WHAT THE FVCK!!! Oke, gue pun mencoba menerima kenyataan ini. Gue masih nggak abis pikir ada CPU yang murahnya bisa ngalahin modem Sm*rtfren gue. Setelah mendapat informasi tersebut, Iteh tampak gembira dan senang. Kapan lagi ia bisa membeli CPU seharga SPP bocah SMP?

Ada berita baik, ada pula berita buruk. Berita buruknya adalah tukang makanan andalan di Bara pada tutup semua. Ternyata benar, kami salah memutuskan untuk pergi ke Bara. Dengan tergopoh-gopoh, kami pun berhijrah ke Bateng (Daerah sebelah Bara dan lebih jauh). Semakin kami berjalan jauh, semakin deras pula hujan yang turun. Kejinya lagi, tukang makanan top di Bateng pada tutup juga. Kami pun berlari menembus badai menjauhi Bara. Celana putih 3/4 yang gue kenakan pun ternodai oleh cipratan air becek yang terlontar dari sendal jepit gue. Dengan sedikit terpaksa (karena mau numpang neduh), kami pun singgah di sebuah warung makan yang cukup jauh dari Bara.

Setelah selesai makan, kami tidak bisa kemana-mana. Kami terjebak di warung makan itu karena hujan di luar terlalu deras untuk anak seusia kami. Haruskah kami numpang nginep di warung makan tersebut? Haruskah kami berlari ujan-ujanan sehingga hape Android barunya si Pilus akan rusak terkena air hujan? Kami bingung, galau, cemas, hipotermia... Ternyata, demam PC yang diderita Iteh ada gunanya juga. Demi ingin melihat kembali outlet yang (katanya) menjual CPU seharga 150ribu itu, ia mendapat sebuah ide cemerlang guna keluar dari warung makan tersebut. Caranya adalah... dengan naik angkot. Iteh dengan semeringah memberi duit 3ribu ke gue. Gue kira dia mau bayar utang ke gue, ternyata ia bermaksud memberi ongkos untuk naik angkot. Asik dah naik angkot dibayarin.

Sesampainya di outlet tujuan, kami bertiga segera masuk untuk menanyakan lebih lanjut tentang CPU 150ribu itu. Iteh melangkah penuh percaya diri di barisan depan, diikuti dengan gue dan Pilus di belakangnya. Iteh pun dengan semangat bertanya tentang CPU tersebut. Gue dan Pilus baru saja melepaskan sandal kami, kemudian terdengar sebuah kalimat dari om-om penjaga outlet, "Ini 150ribu cuma CASINGNYA AJA DEK.". Oke, gue dan Pilus langsung keluar outlet dan tak bisa menahan tawa. Gue nggak bisa bayangin perasaan Iteh yang hancur, ringsek berkeping-keping. Sebuah CPU yang selalu ia pikirkan ketika berlari melawan hujan, ketika makan di warung nasi, ketika naik angkot, semua harapan sirna ketika kalimat keji tersebut terlontar dengan seronoknya dari mulut kotor om-om penjaga outlet.

Di luar dugaan, ternyata Iteh malah tertawa ria, menertawakan hal konyol yang baru saja terjadi. Ia pun makin mantap dengan CPU temuannya di T*kobagus, tak ada lagi bingung, galau, cemas, dan hipotermia. Kami pun merayakan kegembiraan ini dengan melihat cewek-cewek Korea yang kebetulan ada di bara yang sedang melakukan kunjungan ke IPB.

TAMAT

Komentar

  1. wah, si iteh malahan ceria, ane kira bakalan kejang2 dengan mulut berbusa

    BalasHapus
  2. benar-benar 3 orang yang tidak merasa berdosa ya ckckck

    BalasHapus
  3. Dasar ITeh..*Sekarang gue tau siapa Iteh, hahaha.

    BalasHapus

Posting Komentar

Cieee udah selesai ya baca postingannya. Gimana? Ada yang mau disampein nggak? Tunggu apa lagi! Segera komen! :D

Postingan populer dari blog ini

Asal mula nama Holister

7 Hal Memuakkan Tentang Angkot

Ayo Rekaman di Kamarmu dan Jadilah Artis Soundcloud!