Perjuangan Gigih menuju Cokro (IGTF Part 2)

"Oh nooooooooo! 4 hari lagi gue akan cabut dari Klaten! Pengen tinggal di sini aja! Gak mau balik ke Bogor! Soalnya gue belom bayar kosan! Takut ketemu Emak gara-gara nilai gue banyak yang C! Tidaaaaaaaaak!"

Gue sedih nih. Kesedihan gue pun semakin mendalam karena kulit mulus gue kini menjadi sedikit gosong. Mending kalo gosongnya merata, lah ini belang. Hina banget. Hal tersebut lantaran kemaren, klan Delanggu dkk. baru saja main di Waterboom Cokro lho.

***

Berawal dari suatu pagi, saat klan Tulung dan Jatinom numpang nginep di kediaman klan Delanggu. Kami langsung berencana ingin main ke Cokro, sebuah sumber air tersohor di Klaten yang dijadikan tempat pemandian dan waterboom.

Waktu awal nyampe di Klaten, kami, klan Delanggu sebenernya sudah sempat diPHP-in sama petinggi desa Delanggu. Katanya kami bakalan diajak ke Cokro, tapi janji tersebut tak kunjung direalisasikan. Sakit emang diPHP-in :(. Kami hampir saja ingin menempelkan sebuah tulisan di pintu rumah beliau:

Sebenernya, kertas (atau lebih tepatnya tisu) ini ditempel sama cewek-cewek di pintu rumah kami karena gue dan Bang Hasan pernah abis jalan-jalan dan pulangnya malem, terus cewek-ceweknya ditinggal di rumah. So sweet kan :')

Untung aja kami mengurungkan niat tersebut. Kami takut dikebiri dan dibakar hidup-hidup sama warga karena telah kurang ajar sama petinggi desa.

Di tengah keputusasaan kami, pihak petinggi desa dengan murah hati ingin meminjamkan mobil agar kami bisa berlibur ke Cokro *Horaaay!*. Jam setengah 10, mobil (katanya) akan segera tiba menjemput kami. Kami pun segera bersiap dan berdandan seindah mungkin. Setelah semua telah siap, tiba-tiba pihak petinggi desa mengabarkan bahwa mobilnya tidak jadi datang. OH MY...!!! PADAHAL GUE UDAH MINUM ANT*MO NIH!

Katanya sih kalo menjelang Ramadhan gini jalannnya macet kalo pake mobil. Maka dari itu, beliau meminjamkan 2 bongkah motor sebagai ganti mobil *yeay!*. Sialnya, jumlah orang yang ingin berangkat ada 12 orang, sedangkan motor yang tersedia cuma 3. Hmmm... Oke fine, terpaksa kami bolak-balik ngejemput supaya semua bisa berangkat.

Atas sumbangan motor dari klan Jatinom, jumlah motor kini menjadi 4 motor. Tapi berkurang lagi 1 motor karena bang Hasan dan Mr. Iteh/Taufik ingin searching bis buat kepulangan kami dari Klaten.

***

Di perjalanan, motor yang gue kendarai tiba-tiba mati coi. Kampret. Gue panik banget. Mana itu motor dinas Posyandu punya bu Kades lagi. Temen-temen gue, Zakir dan Rizky udah sempet panik banget. Disangkanya gue kecelakaan gara-gara diserempet bajaj. Ternyata tuh motor mogok bukan karena mesinnnya rusak, tapi karena abis bensin. Dengan bermodalkan bensin eceran yang diragukan kemurniannya, akhirnya tuh motor dapat beroperasi kembali.

Kloter pertama berhasil sampai di tujuan *yeah!*. Ketika kami ingin kembali lagi ke Delanggu untuk jemput makhluk yang tersisa, motor Astrea milik klan Jatinom yang sudah tampak renta tiba-tiba MATI/MOGOK!

WHAT SHOULD WE DO?!

Dengan bermodalkan disiplin ilmu Teknik Mesin dan Biosistem yang kami miliki, Mr.Iteh dkk berusaha ngobrak-ngabrik motor munkar tersebut. Berharap bisa diperbaiki. Waktu terus berjalan, dan tuh motor kagak nyala-nyala. Karena frustasi, kami dengan terpaksa mesen mie ayam yang mangkal depan rumah. Eh... Begitu mie ayam telah siap, motor keramat Astrea akhirnya bisa bernapas kembali. Kami pun langsung menyantap mie ayam dengan lahap sampai lidah kami melepuh, dan sesegera mungkin berangkat.

*ASIK! MARI BERANGKAT!*

...

Motor angker Astrea tersebut ditumpangi oleh Rizky dan Achi. Baru sampai perempatan pertama, tuh motor tiba-tiba mati suri lagi. Dan kali ini, sama sekali tidak bisa diperbaiki. *OH SHIT! BUNUH GUE! BUNUH GUE!*

Zakir si Monster berusaha memperbaiki motor renta itu lagi, walaupun ia sudah tidak tahan dengan bau kotoran kuda di sampingnya.

Ibu-ibu hanya bisa pasrah menghadapi cobaan ini...

Khawatir kami bakalan emosi dan ngebakar tuh motor, dengan lapang dada kami menitipkan motor dengki tersebut ke bengkel yang tak jauh dari perempatan tadi.

***

Oke, motor yang tersisa cuma 2. Kami terpaksa sewa ojek agar semua squad bisa berangkat.

Fiuuuuuh! Akhirnya dengan penuh perjuangan, keringat darah, nanah, dan lendir, semua personil bisa sampai di Cokro dengan selamat.

*MARI BERENANG WALAU NGGAK BISA BERENANG!!! :DD*

Uting, Zakir, Rizky, Gue, Fina, Siroh, Achi, dan Uci tampak menikmati tempat wisata Cokro, Klaten :)

Abis berenang, kami sempat mampir ke kediaman klan Tulung. Kampret! Rumah gedong men! Epic banget!

Oke sekian dulu cerita Jokes Will Survive kali ini. Sebenernya gue pengen banget cerita lagi waktu klan Delanggu pre-planting, harvesting, field trip, workshop di Ngabean, main ke Jogja, dan masih banyak lagi *sombong amat lu! -____-*. Sayangnya, gue terlalu males buat nulis itu semua.

***

Hmmm... Karena kalian udah sangat baik mau baca postingan gue sampe ke alinea ini, gue akan memberi kalian HADIAH *ASIIIIK!*. Hadiahnya berupa 'limited edition photo of man of this post'. Hanya orang pilihan saja yang beruntung bisa melihat foto ini. Siapkan diri anda... Kencangkan sabuk pengaman anda...

INI DIA!

.

.

.

MAN OF THIS POST!

.

.

.

MR. ITEH / TAUFIK / MPIK:

.

.

.

.

.

.

*speechless*