Jokes Will Survive

'Fateta Juara Umum IAC 2013', sebuah judul yang bagus untuk menutupi kekalahan band Cilapop gue. Hahaha! "Hah? Lu kalah ngga? Sampahlah! " Anjrit. Iya nih, band gue ( Zero ) baru aja terbantai di final Cipta Lagu Populer, IPB Art Contest 2013 kemaren. Tapi gue terima aja sih, soalnya:

Njir! Sekarang dimana-mana orang pada nge-game. Hampir setiap warnet pasti penuh sama bocah-bocah berseragam yang cabut sekolah, yang omongannya udah pada kagak diayak. Rental PS pun dipenuhi abang-abang yang lagi taruhan main PES. Begitu juga di kampus, mahasiswa yang udah muak dengan omongan dosen melampiaskannya dengan bermain game lewat hape Android mereka. Bahkan untuk ukuran yang lebih ekstrim, ada mahasiswa yang sampe bikin jaringan LAN buat maen Counter-Strike bareng-bareng, padahal di kelas jelas-jelas ada dosen. Biarkanlah, mungkin mereka lelah...

Yeah! Semester 5 telah tiba! Ini adalah kesempatan buat naikin IP gue! Berbagai usaha pun gue lakukan untuk bisa meraihnya, di antaranya: 1. Duduk harus di barisan 1 - 3 dari belakang 2. untuk sementara Meninggalkan Dragon Nest (Sebuah game online yang membuat gue nggak belajar intensif di semester kemarin) 3. Setiap kuliah harus nyatet. Ngerti nggak ngerti nyatet! Dosennya nggak masuk tetep NYATET! 4. Nyuci baju sendiri, jemur baju sendiri  *apa hubungannya kampret!* 5. Berhenti ngeliatin mahasiswi FEM *salah gaul nih anak!* 6. Dan lain-lain Minggu awal masuk kuliah, IPB lagi rame-ramenya ngerayain ulang tahunnya yang ke 50. Untung doi nggak 'digesek' sama anak TMB. Kasian juga sih, udah 50 tahun soalnya. FYI: Di TMB, biasanya kalo ada yang ulang taun, baru jadian, punya hape baru, punya casing hape baru, langsung digesek di pohon terdekat. Sayangnya, karena meresahkan warga, ritual ini pun terpaksa dihentikan... Tragis.

Lulus UN 100%. Itulah titel yang didapat SMA gue dua tahun lalu. Orang-orang terlihat gembira dan tiada henti mengucap syukur. Lega rasanya, satu beban hidup terbesar sudah terlewati. Tetapi, kegembiraan tersebut tidak bertahan lama. Semua dipatahkan oleh satu kalimat: “Mau kemana kita setelah lulus?”. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi merupakan pilihan mayoritas kami. Yap, lulusan SMA memang dirancang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, lain halnya dengan lulusan SMK yang dilatih untuk siap kerja. Perguruan Tinggi Negeri tentu menjadi target utama kami. Selain kualitasnya terjamin, biaya administrasinya pun lebih murah daripada perguruan tinggi swasta. Sialnya, untuk masuk ke PTN tuh nggak semudah daftar akun Google. Kami harus melewati ujian mengerikan yang bernama SNMPTN. Waktu jaman gue, SNMPTN dibagi menjadi dua, yaitu SNMPTN Undangan dan Tulis. Alhamdulillah gue berkesempatan mengikuti SNMPTN Undangan karena gue termasuk 50% siswa terbaik dikelas. Tanpa pikir pan

Udah Putusin Aja! Sebuah buku yang gue pinjem dari temen beberapa waktu lalu. Hasil karya Felix Y. Siauw , seorang islamic inspirator Indonesia. Alhamdulillah, takdir udah mempertemukan gue dengan buku penuh nasihat ini. Buku berparas merah jambu ini berisikan tentang betapa hinanya budaya pacaran menurut kacamata Islam, serta dicantumkan juga solusi untuk menghindarinya, yaitu nikah (bukan kawin). Sebuah buku yang membuat para pelaku pacaran dihadapkan pada dua pilihan: “surga” atau “neraka”.  *JLEB!*

"Ciee yang katanya musik Indonesia lagi maju-majunya gara-gara maraknya 'acara musik' di tipi-tipi" "Ciee yang katanya musik Indonesia semakin berwarna gara-gara maraknya musisi pendatang baru yang monoton kemudian tiba-tiba tenggelam entah kemana " "Ciee yang Angga yang band-nya bubar" "Ciee..." Beberapa tahun belakangan, acara musik emang mendadak marak menghiasi televisi kita. Sebagai pecandu musik, gue seharusnya girang banget dengan banyaknya acara musik tersebut. Sialnya, gue nggak jadi girang. Yaiyalah, masa acara musik isinya makhluk-makhluk gemulai yang joget-joget nggak jelas?! Sekalinya ada band, main musiknya pura-pura gitu alias lipsync . Aduh, mending gue nontonin iklan S*gar Sari Susu Soda dah biar tumpeh-tumpeh.